Rabu, 27 Maret 2013

Epidemiologi - Proses Terjadinya Penyakit


Proses Terjadinya Penyakit
Ada beberapa sejarah perkembangan teori terjadinya penyakit. Pada awalnya persepsi tentang terjadinya penyakit dianggap sebagai akibat gangguan makhluk halus. Kemudian Hipocrates menyatakan bahwa penyakit terjadi akibat pengaruh lingkungan   terutama air, udara dan lain-lainnya. Muncullah kemudian Teori Humoral yang menerangkan bahwa terjadinya penyakit dapat disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. Berkembang kemudian Teori Miasma yang merumuskan bahwa penyebab dari suatu penyakit dikarenakan sisa dari mahluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan pengotoran udara & lingkungan.
Teori jasad renik atau teori germ berkembang setelah didapatkannya mikroskop dan dilengkapi dengan teori imunitas. Selanjutnya muncullah Teori nutrisi & resistensi hasil berbagai pengamatan epimiologis. Kemudian berkembang lebih pesat lagi teori ekologi lingkungan yang menjelaskan bahwa manusia berinteraksi dengan lingkungan tertentu sehingga dari interaksi tersebutdapat menimbulkan terjadinya penyakit.
Secara lebih rinci penyebab terjadinya suatu penyakit dijelaskan sebagai berikut:
      1.      AGENT
Disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang dikarenakan oleh mikro organisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa, metazoa, dll), unsur nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan, unsur kimiawi yang disebabkan karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri (karbon monoksida, obat-obatan, arsen, pestida, dll), unsur fisik yang disebabkan oleh panas, benturan, dll, serta unsur psikis atau genetik yang terkait dengan heriditer atau keturunan. Demikian juga dengan unsur kebiasaan hidup (rokok, alkohol, dll), perubahan hormonal dan unsur fisioloigis seperti kehamilan, persalinan, dll.
      2.      HOST
Host atau penjamu ialah keadaan manusia yang sedemikan rupa sehingga menjadi faktor resiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini disebabkan oleh faktor intrinsik. Faktor penjamu yang biasanya menjadi faktor untuk timbulnya suatu penyakit sebagai berikut:
a.         Umur, misalnya usia lanjut lebih rentan untuk terkena penyakit karsinoma, jantung dan lain-lain daripada yang usia muda.
b.         Jenis kelamin. Misalnya , penyakit kelenjar gondok, kolesistitis, diabetes melitus cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks yang hanya terjadi pada wanita atau penyakit kanker prostat yang hanya terjadi pada laki-laki atau yang cenderung terjadi pada laki-laki seperti hipertensi, jantung, dll.
c.         Ras, suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang beda kerentangannay terhadapa suatu penyakit.
d.         Genetik (hubungan keluarga). Misalnya penyakit yang menurun seperti hemofilia, buta warna, sickle cell anemia, dll.
e.         Status kesehatan umum termasuk status gizi, dll.
f.          Bentuk anatomis tubuh.
g.         Fungsi fisiologis atau faal tubuh.
h.         Keadaan imunitas dan respons imunitas.
i.          Kemampuan interaksi antara host dengan agent.
j.          Penyakit yang diderita sebelumnya.
k.         Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri.
3. ENVIRONMENT
  Faktor lingkungan adalah faktor yang ke tiga sebagai penunjang terjadinya penyakit, hal ini datangnya dari luar atau biasa disebut faktor ekstrinsik. Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi:
1. Lingkungan Biologis (flora & fauna)
Mikroorganisme penyebab penyakit reservoir, penyakit infeksi (binatang, tumbuhan). Vektor              pembawa penyakit, tumbuhan & binatang sebagai sumber bahan makanan, obat dan lainnya.
2. Lingkungan Fisik
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah yang berwujud geografik dan musiman. Lingkungan fisik ini dapat bersumber dari udara, keadaan tanah, geografis, air sebagai sumber hidup dan sebagai sumber penyakit, zat kimia atau polusi, radiasi, dll.
3. Lingkungan Sosial Ekonomi
Yang termasuk dalam faktor lingkungan soial ekonomi adalah sistem ekonomi yang berlaku yang mengacu pada pekerjaan sesorang dan berdampak pada penghasilan yang akan berpengaruh pada kondisi kesehatannya. Selain itu juga yang menjadi masalah yang cukup besar adalah terjadinya urbanisasi yang berdampak pada masalah keadaan kepadatan penduduk rumah tangga, sistem pelayanan kesehatan setempat, kebiasaan hidup masyarakat, maupun bentuk organisasi masyarakat, yang kesemuanya dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan terutama munculnya bebagai penyakit.
Penyakit tersebut dikenal dengan nama riwayat alamiah perjalanan penyakit (natural history of disease) terutama untuk penyakit infeksi. Riwayat alamiah suatu penyakit adalah perkembangan penyakit tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural.
Beberapa pengertian tentang penyakit :
1.         Gold Medical Dictionary
Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbullah gangguan pada fungsi atau struktur dari bagian, organ atau sistem dari tubuh.
2.         Van Dale’s Groot Woordenboek der Nederlandse Tall:
Penyakit adalah suatu keadaan pada mana proses kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu perjalanannya.
3.         Arrest Hof te Amsterdam
Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dalam dari tubuh.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan yang tidak normal.
4.   Tahapan riwayat alamiah perjalanan penyakit :
 a. Tahap Pre-Patogenesa
Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk kedalam tubuh pejamu. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda – tanda penyakit dan daya tahan tubuh pejamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat.
b. Tahap Patogenesa
1) Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh pejamu, tetapi gejala- gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda, ada yang bersifat seperti influenza, penyakit kolera masa inkubasinya hanya 1-2 hari, penyakit Polio mempunyai masa inkubasi 7–14 hari, tetapi ada juga yang bersifat menahun misalnya kanker paru-paru, AIDS dan sebagainya.
Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. Pada suatu saat penyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis yang membatasi antara tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan horison klinik.
2) Tahap Penyakit Dini
Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi dengan berobat jalan.
Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan masyarakat, terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena tubuh masih kuat mereka tidak datang berobat, yang akan mendatangkan masalah lanjutan, yaitu telah parahnya penyakit yang diderita, sehingga saat datang berobat sering telah terlambat.
3) Tahap Penyakit Lanjut
Apabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan.
4) Tahap Akhir Penyakit
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :
a)  Sembuh sempurna; penyakit berakhir karena host sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit.
b)  Sembuh tetapi cacat; penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat pada host. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan cacat sosial.
c)  Carrier; pada carrier perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri host masih ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali. Keadaan carrier ini tidak hanya membahayakan diri host sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi sumber penularan.
d)   Kronis; perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya host tetap berada dalam keadaan sakit.
e)   Meninggal dunia; terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena sembuh, tetapi karena host meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan keperawatan.
Penyakit tersebut dikenal dengan nama riwayat alamiah perjalanan penyakit (natural history of disease) terutama untuk penyakit infeksi. Riwayat alamiah suatu penyakit adalah perkembangan penyakit tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural.
Beberapa pengertian tentang penyakit :
1.         Gold Medical Dictionary
Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbullah gangguan pada fungsi atau struktur dari bagian, organ atau sistem dari tubuh.
2.         Van Dale’s Groot Woordenboek der Nederlandse Tall:
Penyakit adalah suatu keadaan pada mana proses kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu perjalanannya.
3.         Arrest Hof te Amsterdam
Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dalam dari tubuh.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan yang tidak normal.
b. Tahap Patogenesa
1) Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh pejamu, tetapi gejala- gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda, ada yang bersifat seperti influenza, penyakit kolera masa inkubasinya hanya 1-2 hari, penyakit Polio mempunyai masa inkubasi 7–14 hari, tetapi ada juga yang bersifat menahun misalnya kanker paru-paru, AIDS dan sebagainya.
Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. Pada suatu saat penyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis yang membatasi antara tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan horison klinik.
2) Tahap Penyakit Dini
Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi dengan berobat jalan.
Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan masyarakat, terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena tubuh masih kuat mereka tidak datang berobat, yang akan mendatangkan masalah lanjutan, yaitu telah parahnya penyakit yang diderita, sehingga saat datang berobat sering telah terlambat.
3) Tahap Penyakit Lanjut
Apabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan.
4) Tahap Akhir Penyakit
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :
a)  Sembuh sempurna; penyakit berakhir karena host sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan  fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit.
b)  Sembuh tetapi cacat; penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat pada host. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan cacat sosial.
c)  Carrier; pada carrier perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri host masih ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali. Keadaan carrier ini tidak hanya membahayakan diri host sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi sumber penularan.
d)   Kronis; perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya host tetap berada dalam keadaan sakit.
e)   Meninggal dunia; terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena sembuh, tetapi karena host meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan keperawatan.
Khusus mengenai pandangan terhadap proses terjadinya atau penyebab penyakit telah dikemukakan beberapa konsep/teori. Beberapa teori tentang kausa terjadinya penyakit yang pernah dikemukakan adalah :
1. Contagion Theory
Teori mengemukakan bahwa untuk terjadinya penyakit diperlukan adanya kontak antara satu person dengan person lainnya. Teori ini tentunya dikembangkan berdasarkan situasi penyakit pada masa itu, dimana penyakit yang melanda kebanyakan adalah penyakit menular yang terjadi akibat adanya kontak langsung. Teori ini bermula dikembangkan berdasarkan pengamatan terhadap epidemic dan penyakit lepra di Mesir.
2. Hippocratic Theory
Menyusul Contagion Theory, para pemikir kesehatan masyarakat yang dipelopori oleh Hippocrates mulai lebih mengarahkan kausa pada suatu faktor tertentu. Hippocrates mengatakan bahwa kausa penyakit berasal dari alam; cuaca dan lingkungan yang ditunjuk sebagai biang keladi terjadinya penyakit .
Teori ini mampu menjawab masalah penyakit yang ada pada waktu itu dan dipakai hingga tahun 1800-an. Kemudian ternyata teori ini tidak mampu menjawab tantangan berbagai penyakit infeksi lainnya yang mempunyai rantai penularan yang lebih berbelit-belit.
3. Miasmatic Theory
Hampir sama dengan Hippocratic teory, Miasmatic theory menunjuk gas-gas busuk dari perut bumi yang menjadi kausa penyakit. Teori ini punya arah cukup spesifik,
4. Epidemic Theory
Teori ini mencoba menghubungkan terjadinya penyakit dengan cuaca dan faktor geografi(tempat). Suatu zat organic dari lingkungan dianggap sebagai pembawa penyakit. Misalnya air tercemar menyebabkan gastroenteritis. Teori ini diterapkan oleh John Snow dalam menganalisis terjadinya diare di London.
5. Teori Kuman (Germ Theory)
Suatu kuman(mikroorganisme) ditunjuk sebagai kausa penyakit. Teori ini sejalan dengan kemajuan di bidang teknologi kedokteran, ditemukannya mokroskop yang mampu mengidentifikasi mikroorganisme. Kuman dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit. Namun selanjutnya ternyata teori ini mendapat tantangan karena sulit diterapkan pada berbagai penyakit kronik, misalnya penyakit jatung dan kanker, yang penyebabnya bukan kuman.
6. Teori Multikausa
Disebut juga sebagai konsep multifaktorial dimana teori ini menekankan bahwa suatu penyakit terjadi sebagai hasil dari interaksi berbagai faktor. Misalnya faktor interaksi lingkungan yang berupa faktor biologis, kimiawi dan sosial memegang peranan dalam terjadinya penyakit.
Sebagai contoh infeksi tuberklosis paru yang disebabkan oleh invasimycobacterium tuberclosis pada jaringan paru, tidak dianggap sebagai penyebab tunggal terjadinya TBC. Disini TBC tidak hanya terjadi sebagai akibat keterpaparan dengan kuman TBC semata, tertapi secara multifaktorial berkaitan dengan faktor genetic, malnutrisi, kepadatan penduduk dan derajat kemiskinan. Demikian pula halnya dengan kolera yang disebabkan oleh tertelannya vibrio kolera ditambah dengan beberapa (multi) faktor resiko lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar