Proses
Terjadinya Penyakit
Ada
beberapa sejarah perkembangan teori terjadinya penyakit. Pada awalnya persepsi
tentang terjadinya penyakit dianggap sebagai akibat gangguan makhluk halus.
Kemudian Hipocrates menyatakan bahwa penyakit terjadi akibat pengaruh lingkungan terutama air, udara dan lain-lainnya.
Muncullah kemudian Teori Humoral yang menerangkan bahwa terjadinya penyakit
dapat disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. Berkembang
kemudian Teori Miasma yang merumuskan bahwa penyebab dari suatu penyakit
dikarenakan sisa dari mahluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan pengotoran
udara & lingkungan.
Teori
jasad renik atau teori germ berkembang setelah didapatkannya mikroskop dan
dilengkapi dengan teori imunitas. Selanjutnya muncullah Teori nutrisi &
resistensi hasil berbagai pengamatan epimiologis. Kemudian berkembang lebih
pesat lagi teori ekologi lingkungan yang menjelaskan bahwa manusia berinteraksi
dengan lingkungan tertentu sehingga dari interaksi tersebutdapat menimbulkan terjadinya
penyakit.
Secara
lebih rinci penyebab terjadinya suatu penyakit dijelaskan sebagai berikut:
1. AGENT
Disebabkan
oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang dikarenakan oleh mikro
organisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa, metazoa, dll), unsur
nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan,
unsur kimiawi yang disebabkan karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam
tubuh sendiri (karbon monoksida, obat-obatan, arsen, pestida, dll), unsur fisik
yang disebabkan oleh panas, benturan, dll, serta unsur psikis atau genetik yang
terkait dengan heriditer atau keturunan. Demikian juga dengan unsur kebiasaan
hidup (rokok, alkohol, dll), perubahan hormonal dan unsur fisioloigis seperti
kehamilan, persalinan, dll.
2. HOST
Host
atau penjamu ialah keadaan manusia yang sedemikan rupa sehingga menjadi faktor
resiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini disebabkan oleh faktor
intrinsik. Faktor penjamu yang biasanya menjadi faktor untuk timbulnya suatu
penyakit sebagai berikut:
a. Umur,
misalnya usia lanjut lebih rentan untuk terkena penyakit karsinoma, jantung dan
lain-lain daripada yang usia muda.
b. Jenis
kelamin. Misalnya , penyakit kelenjar gondok, kolesistitis, diabetes melitus
cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks yang hanya terjadi pada
wanita atau penyakit kanker prostat yang hanya terjadi pada laki-laki atau yang
cenderung terjadi pada laki-laki seperti hipertensi, jantung, dll.
c.
Ras, suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang
beda kerentangannay terhadapa suatu penyakit.
d. Genetik
(hubungan keluarga). Misalnya penyakit yang menurun seperti hemofilia, buta
warna, sickle cell anemia, dll.
e.
Status kesehatan umum termasuk
status gizi, dll.
f. Bentuk anatomis tubuh.
g. Fungsi fisiologis atau faal tubuh.
h. Keadaan imunitas dan respons imunitas.
i.
Kemampuan interaksi antara host
dengan agent.
j.
Penyakit yang diderita
sebelumnya.
k.
Kebiasaan hidup dan kehidupan
sosial dari host sendiri.
3. ENVIRONMENT
3. ENVIRONMENT
Faktor
lingkungan adalah faktor yang ke tiga sebagai penunjang terjadinya penyakit,
hal ini datangnya dari luar atau biasa disebut faktor ekstrinsik. Faktor
lingkungan ini dapat dibagi menjadi:
1.
Lingkungan Biologis (flora & fauna)
Mikroorganisme
penyebab penyakit reservoir, penyakit infeksi (binatang, tumbuhan). Vektor pembawa penyakit, tumbuhan & binatang sebagai sumber bahan makanan, obat
dan lainnya.
2.
Lingkungan Fisik
Yang
dimaksud dengan lingkungan fisik adalah yang berwujud geografik dan musiman.
Lingkungan fisik ini dapat bersumber dari udara, keadaan tanah, geografis, air
sebagai sumber hidup dan sebagai sumber penyakit, zat kimia atau polusi,
radiasi, dll.
3.
Lingkungan Sosial Ekonomi
Yang
termasuk dalam faktor lingkungan soial ekonomi adalah sistem ekonomi yang
berlaku yang mengacu pada pekerjaan sesorang dan berdampak pada penghasilan
yang akan berpengaruh pada kondisi kesehatannya. Selain itu juga yang menjadi
masalah yang cukup besar adalah terjadinya urbanisasi yang berdampak pada
masalah keadaan kepadatan penduduk rumah tangga, sistem pelayanan kesehatan
setempat, kebiasaan hidup masyarakat, maupun bentuk organisasi masyarakat, yang
kesemuanya dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan terutama munculnya
bebagai penyakit.
Penyakit
tersebut dikenal dengan nama riwayat alamiah perjalanan penyakit (natural
history of disease) terutama untuk penyakit infeksi. Riwayat alamiah suatu
penyakit adalah perkembangan penyakit tanpa campur tangan medis atau bentuk
intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural.
Beberapa
pengertian tentang penyakit :
1. Gold Medical Dictionary
Penyakit
adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara
tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbullah gangguan pada fungsi
atau struktur dari bagian, organ atau sistem dari tubuh.
2. Van Dale’s Groot Woordenboek der
Nederlandse Tall:
Penyakit
adalah suatu keadaan pada mana proses kehidupan tidak lagi teratur atau
terganggu perjalanannya.
3. Arrest Hof te Amsterdam
Penyakit
bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga
suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dalam dari tubuh.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa Penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap
bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan yang tidak normal.
4. Tahapan riwayat alamiah perjalanan penyakit
:
a. Tahap Pre-Patogenesa
Pada
tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi
interaksi ini masih diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di
luar tubuh manusia dan belum masuk kedalam tubuh pejamu. Pada keadaan ini belum
ditemukan adanya tanda – tanda penyakit dan daya tahan tubuh pejamu masih kuat
dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat.
b.
Tahap Patogenesa
1)
Tahap Inkubasi
Tahap
inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh pejamu, tetapi gejala-
gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang
berbeda, ada yang bersifat seperti influenza, penyakit kolera masa inkubasinya
hanya 1-2 hari, penyakit Polio mempunyai masa inkubasi 7–14 hari, tetapi ada
juga yang bersifat menahun misalnya kanker paru-paru, AIDS dan sebagainya.
Jika
daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang
mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. Pada suatu saat
penyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis yang membatasi
antara tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan horison
klinik.
2)
Tahap Penyakit Dini
Tahap
penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap
ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya penderita
masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak berobat.
Selanjutnya, bagi yang datang berobat umumnya tidak memerlukan perawatan,
karena penyakit masih dapat diatasi dengan berobat jalan.
Tahap
penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan masyarakat,
terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena tubuh masih kuat
mereka tidak datang berobat, yang akan mendatangkan masalah lanjutan, yaitu
telah parahnya penyakit yang diderita, sehingga saat datang berobat sering
telah terlambat.
3)
Tahap Penyakit Lanjut
Apabila
penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut.
Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika
datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan.
4)
Tahap Akhir Penyakit
Perjalanan
penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit
tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :
a) Sembuh sempurna; penyakit berakhir karena
host sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada
keadaan sebelum menderita penyakit.
b) Sembuh tetapi cacat; penyakit yang diderita
berakhir dan penderita sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna,
karena ditemukan cacat pada host. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak
hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat
mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan cacat sosial.
c) Carrier; pada carrier perjalanan penyakit
seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal
dalam diri host masih ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya
jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali. Keadaan carrier
ini tidak hanya membahayakan diri host sendiri, tetapi juga masyarakat
sekitarnya, karena dapat menjadi sumber penularan.
d) Kronis; perjalanan penyakit tampak terhenti
karena gejala penyakit tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan
ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak
menggembirakan, karena pada dasarnya host tetap berada dalam keadaan sakit.
e) Meninggal dunia; terhentinya perjalanan
penyakit disini, bukan karena sembuh, tetapi karena host meninggal dunia.
Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan
keperawatan.
Penyakit
tersebut dikenal dengan nama riwayat alamiah perjalanan penyakit (natural
history of disease) terutama untuk penyakit infeksi. Riwayat alamiah suatu
penyakit adalah perkembangan penyakit tanpa campur tangan medis atau bentuk
intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural.
Beberapa
pengertian tentang penyakit :
1. Gold Medical Dictionary
Penyakit
adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara
tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbullah gangguan pada fungsi
atau struktur dari bagian, organ atau sistem dari tubuh.
2. Van Dale’s Groot Woordenboek der
Nederlandse Tall:
Penyakit
adalah suatu keadaan pada mana proses kehidupan tidak lagi teratur atau
terganggu perjalanannya.
3. Arrest Hof te Amsterdam
Penyakit
bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga
suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dalam dari tubuh.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa Penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan
terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan yang tidak
normal.
b.
Tahap Patogenesa
1)
Tahap Inkubasi
Tahap
inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh pejamu, tetapi gejala-
gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang
berbeda, ada yang bersifat seperti influenza, penyakit kolera masa inkubasinya
hanya 1-2 hari, penyakit Polio mempunyai masa inkubasi 7–14 hari, tetapi ada
juga yang bersifat menahun misalnya kanker paru-paru, AIDS dan sebagainya.
Jika
daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang
mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. Pada suatu saat
penyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis yang membatasi
antara tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan horison
klinik.
2)
Tahap Penyakit Dini
Tahap
penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap
ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya penderita
masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak
berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat umumnya tidak memerlukan
perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi dengan berobat jalan.
Tahap
penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan masyarakat,
terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena tubuh masih kuat
mereka tidak datang berobat, yang akan mendatangkan masalah lanjutan, yaitu
telah parahnya penyakit yang diderita, sehingga saat datang berobat sering
telah terlambat.
3)
Tahap Penyakit Lanjut
Apabila
penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut.
Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika
datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan.
4) Tahap Akhir Penyakit
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :
4) Tahap Akhir Penyakit
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :
a) Sembuh sempurna; penyakit berakhir karena
host sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada
keadaan sebelum menderita penyakit.
b) Sembuh tetapi cacat; penyakit yang diderita
berakhir dan penderita sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna,
karena ditemukan cacat pada host. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak
hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat
mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan cacat sosial.
c) Carrier; pada carrier perjalanan penyakit
seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal
dalam diri host masih ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya
jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali. Keadaan carrier
ini tidak hanya membahayakan diri host sendiri, tetapi juga masyarakat
sekitarnya, karena dapat menjadi sumber penularan.
d) Kronis; perjalanan penyakit tampak terhenti
karena gejala penyakit tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan
ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak
menggembirakan, karena pada dasarnya host tetap berada dalam keadaan sakit.
e) Meninggal dunia; terhentinya perjalanan
penyakit disini, bukan karena sembuh, tetapi karena host meninggal dunia.
Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan
keperawatan.
Khusus
mengenai pandangan terhadap proses terjadinya atau penyebab penyakit telah
dikemukakan beberapa konsep/teori. Beberapa teori tentang kausa terjadinya
penyakit yang pernah dikemukakan adalah :
1.
Contagion Theory
Teori
mengemukakan bahwa untuk terjadinya penyakit diperlukan adanya kontak antara
satu person dengan person lainnya. Teori ini tentunya dikembangkan berdasarkan
situasi penyakit pada masa itu, dimana penyakit yang melanda kebanyakan adalah
penyakit menular yang terjadi akibat adanya kontak langsung. Teori ini bermula
dikembangkan berdasarkan pengamatan terhadap epidemic dan penyakit lepra di
Mesir.
2.
Hippocratic Theory
Menyusul
Contagion Theory, para pemikir kesehatan masyarakat yang dipelopori oleh
Hippocrates mulai lebih mengarahkan kausa pada suatu faktor tertentu.
Hippocrates mengatakan bahwa kausa penyakit berasal dari alam; cuaca dan
lingkungan yang ditunjuk sebagai biang keladi terjadinya penyakit .
Teori
ini mampu menjawab masalah penyakit yang ada pada waktu itu dan dipakai hingga
tahun 1800-an. Kemudian ternyata teori ini tidak mampu menjawab tantangan
berbagai penyakit infeksi lainnya yang mempunyai rantai penularan yang lebih
berbelit-belit.
3.
Miasmatic Theory
Hampir
sama dengan Hippocratic teory, Miasmatic theory menunjuk gas-gas busuk dari
perut bumi yang menjadi kausa penyakit. Teori ini punya arah cukup spesifik,
4.
Epidemic Theory
Teori
ini mencoba menghubungkan terjadinya penyakit dengan cuaca dan faktor
geografi(tempat). Suatu zat organic dari lingkungan dianggap sebagai pembawa
penyakit. Misalnya air tercemar menyebabkan gastroenteritis. Teori ini
diterapkan oleh John Snow dalam menganalisis terjadinya diare di London.
5.
Teori Kuman (Germ Theory)
Suatu
kuman(mikroorganisme) ditunjuk sebagai kausa penyakit. Teori ini sejalan dengan
kemajuan di bidang teknologi kedokteran, ditemukannya mokroskop yang mampu
mengidentifikasi mikroorganisme. Kuman dianggap sebagai penyebab tunggal
penyakit. Namun selanjutnya ternyata teori ini mendapat tantangan karena sulit
diterapkan pada berbagai penyakit kronik, misalnya penyakit jatung dan kanker,
yang penyebabnya bukan kuman.
6.
Teori Multikausa
Disebut
juga sebagai konsep multifaktorial dimana teori ini menekankan bahwa suatu
penyakit terjadi sebagai hasil dari interaksi berbagai faktor. Misalnya faktor
interaksi lingkungan yang berupa faktor biologis, kimiawi dan sosial memegang
peranan dalam terjadinya penyakit.
Sebagai
contoh infeksi tuberklosis paru yang disebabkan oleh invasimycobacterium
tuberclosis pada jaringan paru, tidak dianggap sebagai penyebab tunggal
terjadinya TBC. Disini TBC tidak hanya terjadi sebagai akibat keterpaparan
dengan kuman TBC semata, tertapi secara multifaktorial berkaitan dengan faktor
genetic, malnutrisi, kepadatan penduduk dan derajat kemiskinan. Demikian pula
halnya dengan kolera yang disebabkan oleh tertelannya vibrio kolera ditambah
dengan beberapa (multi) faktor resiko lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar